Wednesday 4 April 2012

Kandungan Sejarah (Tingkatan 1)

BAB 1: SEJARAH DAN KITA
1.0 Pengenalan
1.1 Pengertian Sejarah
1.2 Ciri-ciri Sejarah
1.3 Sumber Sejarah
1.4 Kaedah Pengkajian Sejarah
1.5 Pentafsiran Sejarah
1.6 Kepentingan Sejarah

BAB 2: ZAMAN PRASEJARAH
1.0 Pengenalan
1.1 Zaman Paleolitik
1.2 Zaman Neolitik
1.3 Zaman Logam

BAB 3: KERAJAAN AWAL DI ASIA TENGGARA
3.0 Pengenalan
3.1 Kerajaan Agraria
3.2 Kerajaan Maritim

BAB 4: PENGASASAN KESULTANAN MELAYU MELAKA
4.0 Pengenalan
4.1 Parameswara Pengasas Kesultanan Melayu Melaka
4.2 Asal Usul Nama Melaka
4.3 Kegigihan Parameswara Membangunkan Kesultanan Melayu Melaka

BAB 5: KEGEMILANGAN MELAKA
5.0 Pengenalan
5.1 Pentadbiran yang Sistematik
5.2 Pusat Perdagangan
5.3 Kematangan Hubungan Luar
5.4 Pusat Pengembangan Agama Islam
5.5 Pusat Kegiatan Ilmu
5.6 Perluasan Kuasa

BAB 6: KEMEROSOTAN MELAKA
6.0 Pengenalan
6.1 Kelemahan Kepimpinan
6.2 Masalah Perpaduan
6.3 Kelemahan Askar Melaka
6.4 Kedatangan Portugis


BAB 7: JOHOR MENEGAKKAN SEMULA KEWIBAWAAN KESULTANAN MELAYU MELAKA
7.0 Pengenalan
7.1 Pengasasan Kerajaan Johor
7.2 Kegemilangan Kerajaan Johor
7.3 Kemerosotan Kerajaan Johor

BAB 8: KERAJAAN NEGERI-NEGERI MELAYU
8.0 Pengenalan
8.1 Kerajaan Melayu yang Tua
8.2 Kerajaan Melayu yang Baru

BAB 9: WARISAN KESULTANAN MELAYU
9.0 Pengenalan
9.1 Sistem Pemerintahan dan Pentadbiran
9.2 Sistem Perundangan Kerajaan Melayu
9.3 Kegiatan Ekonomi di Negeri-negeri Melayu
9.4 Sosiobudaya

BAB 10: SARAWAK
10.0 Pengenalan
10.1 Latar Belakang Sejarah Sarawak
10.2 Masyarakat Sarawak
10.3 Kegiatan Sosiobudaya
10.4 Kegiatan Ekonomi

BAB 11: SABAH
11.0 Pengenalan
11.1 Latar Belakang Sejarah Sabah
11.2 Masyarakat Sabah
11.3 Kegiatan Sosiobudaya
11.4 Kegiatan Ekonomi

Apa Sejarah Itu?

Ada tiga cara untuk mendefinisikan sejarah. Sesungguhnya sejarah memiliki tiga cabang. Ketiga cabang ini saling berhubungan erat.

 Pertama, sejarah adalah cabang dari pengetahuan tentang peristiwa masa lalu dan kondisi yang berkaitan dengan masyarakat masa lalu. Segenap peristiwa yang berkaitan dengan masa pencatatannya disebut peristiwa hari ini, dinilai, diberitakan, dan direkam oleh koran harian. Namun begitu masanya lewat, maka setiap peristiwa menjadi bagian sejarah. Nah, dalam pengertian ini, arti sejarah adalah cabang pengetahuan tentang kejadian, peristiwa dan masyarakat masa lalu. Biografi, kisah penaklukan dan kisah orang-orang termasyhur yang disusun semua bangsa, termasuk dalam kategori ini.

Dalam pengertian ini, pertama-tama arti sejarah adalah pengetahuan tentang masalah individu dan peristiwa yang berkenaan dengan individu, bukan pengetahuan tentang hukum umum dan aturan pergaulan. Kedua, sejarah adalah ilmu rawian atau transferan. Ketiga, sejarah adalah pengetahuan tentang "wujud", bukan tentang "menjadi". Keempat, sejarah berkaitan dengan masa lalu, bukan dengan masa sekarang. Dalam terminologi kami, sejarah seperti ini disebut "sejarah rawian".

Kedua, dalam pengertian lain, arti sejarah adalah cabang pengetahuan tentang aturan dan tradisi yang mengatur kehidupan masyarakat di masa lalu. Aturan dan tradisi ini disimpulkan dari studi dan analisis atas peristiwa masa lalu. Subjek atau pokok sejarah rawian dan persoalan yang dibahasnya, yaitu peristiwa dan kejadian masa lalu, berfungsi sebagai pendahuluan untuk cabang sejarah ini. Sesungguhnya peristiwa masa lalu, yang relevan dengan sejarah dalam pengertian seperti ini, dapat disamakan dengan ma­terial yang dikumpulkan fisikawan di laboratoriumnya untuk ditelaah, dianalisis dan dieksperimen dengan tujuan mengetahui karakteristik dan sifat material itu dan mengetahui hukum umum yang berkenaan dengan material itu. Dalam pengertian kedua ini, pekerjaan sejarawan adalah menemukan karakter peristiwa sejarah dan mengetahui hubungan sebab-akibatnya sehingga dapat disimpulkan beberapa aturan umum yang berlaku pada semua peristiwa serupa di masa lalu dan sekarang. Cabang sejarah ini kita sebut "sejarah ilmiah"

Ketiga, kata "sejarah" dalam pengertian ketiga digunakan untuk menunjukkan filsafat sejarah, yaitu pengetahuan tentang perkembangan masyarakat dari tahap ke tahap dan pengetahuan tentang hukum yang mengatur perubahan-perubahan ini. Dengan kata lain, ilmu tentang "menjadi”-nya masyarakat, bukan tentang "wujud" masyarakat saja.



.